Indonetwork.co.id (Surabaya) – Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) kembali hadir untuk keempat kalinya. Ajang ini merupakan tahun kedua bagi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendukung Bank Indonesia (BI) digelar di Surabaya.

Bagi mitra Bekraf, ISEF ke-4 ini dapat dimanfaatkan sebagai ajang untuk mendapatkan dukungan permodalan syariah dan pengenalan produk dalam pasar nasional maupun internasional.

Baca juga: Kembangkan Ekonomi Kreatif, Bekraf Gandeng Pemda Karangasem

Bekraf juga mengadakan Sharia Fair yaitu dukungan Bekraf kepada UKM Kreatif yang menjadi peserta Kelas Keuangan Syariah (KKS), dari alumni 2016-2017 serta mitra Bekraf dari beberapa daerah di Indonesia yang diadakan oleh Deputi Akses Permodalan Bekraf untuk menampilkan produk kreatifnya dalam acara ISEF 2017.

Menurut Erwin, salah satu pelaku ekraf yang difasilitasi oleh Deputi Akses Permodalan Bekraf, ia menyambut baik adanya ISEF ini, “kalau bisa setiap tahun harus ada,” ujarnya.

Erwin merupakan distributor asal Surabaya yang memasarkan Ospinachi keripik bayam. Ia menempati 1 dari 10 booth yang disediakan oleh Bekraf. Tidak hanya itu, Bekraf juga memberikan souvenir yang menarik bagi para pengunjung dalam Shari’a Fair ini.

Selain itu, Bekraf juga menyediakan booth untuk informasi dan sosialisasi kepada pengunjung tentang kegiatan Bekraf bagi pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.

Dalam acara ini, Bekraf terlibat mengisi program harian ISEF pada sesi Talkshow “Ekonomi Kreatif” dihadiri oleh 200 orang peserta dari perbankan, pelaku ekraf, akademisi dan masyarakat umum.

Sosialisasikan Skema Permodalan
Pada talkshow itu, para narasumber menjelaskan tentang bagaimana bisnis model maupun peluang bisnis masing-masing subsektor kreatif tersebut serta skema permodalan atau pembiayaan untuk industri kreatif.

Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo menjelaskan bagaimana produk-produk aplikasi digital, film, musik menghasilkan subliminal efek atau gaya mempengaruhi, ia mencontohkan bagaimana film-film lokal yang mempengaruhi perkembangan suatu daerah.

“Kebiasaan orang Indonesia selfie di setiap tempat-tempat lokasi film tersebut mendatangkan ekonomi baru dari sisi komersialisasi seni pertunjukan,” jelas Fadjar.

Bekraf menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo, Musisi Dwiki Dharmawan, Co Founder Kartu Muslim Nilwafa Praduta dan Filmmaker Monty Tiwa yan dimoderatori oleh Perencana Keuangan Ligwina Hananto.

Dedy Mulyadi

Author

Enable Notifications OK No thanks