Indonetwork, Bisnis Pemerintah terus mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) agar menjadi kekuatan utama ekonomi Indonesia di masa depan.

Staf Ahli Menteri PPN/Bappenas Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan, Amalia Adininggar Widyasanti, turut menyumbangkan beberapa saran kepada UMKM agar semakin berkembang. Dalam hal ini, ia mengutip tagline yang kerap dibawakan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO), the future is small.

Baca juga : Agar produktif kemenperin beri kemudahan pembiayaan ikm

“Artinya peran penting dari UKM walaupun kecil, tetapi kecil ini akan jadi cantik dan indah jika kita bisa mengoptimalkan apa yang bisa bapak/ibu kontribusikan pada perekonomian,” imbuh Amalia dalam sesi teleconference, Sabtu (7/11/2020).

“Jadi the future is small, but the future is beautiful,” ujar dia.

Amalia menggarisbawahi, UMKM saat ini telah sangat memberikan kontribusi penting terhadap perekonomian di Tanah Air.

“Terutama dalam rangka untuk menciptakan lapangan kerja. Kemudian untuk menghasilkan atau menciptakan pertumbuhan ekonomi kita yang lebih inklusif,” papar dia.

Peluang Bisnis UMKM Tetap Cerah Meski di Tengah Masa Pandemi - MNews
Sumber : mnews.co.id

Dia juga berpesan agar UMKM di Indonesia dapat mengambil peran sebagai produsen, bukan hanya sekadar pedagang. Sebab dengan menjadi produsen, pelaku UMKM bisa masuk rantai suplai dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan nilai tambah perekonomian.

“Tentunya untuk bisa sukses menjadi pebisnis UMKM yang berhasil di masa depan, salah satu caranya adalah integrasikan bisnis Anda ke dalam rantai suplai. Masuk ke dalam value chain, tidak bekerja sendiri, tetapi berkolaborasi dengan berbagai actors dalam perekonomian,” tuturnya.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan, salah satu kunci produktivitas dan pertumbuhan UMKM adalah dengan berinovasi, sehingga penting mengetahui potensi yang dimiliki.

Menurut Teten, berbagai riset menyatakan bahwa UMKM termasuk sektor yang mengalami dampak terbesar saat pandemi, termasuk di dalamnya UMKM kuliner. Untuk itu pihaknya mendorong penciptaan inovasi yang tepat bagi perkembangan UMKM, terutama di masa pandemi saat ini.

Baca juga : E-commerce di indonesia punya potensi pertumbuhan sangat besar

“Banyak diantaranya yang tidak mampu bertahan, namun tidak sedikit yang bisa bertahan,” kata Teten dalam Virtual Grab Merchant Conference Indonesia 2020 “Buka Potensi Bersama Grab” di Jakarta, Kamis (5/11/2020).

Menurutnya, UMKM yang mampu bertahan adalah UMKM yang mampu beradaptasi dan berinovasi dalam mengembangkan produk/ jasanya, serta UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital.

Pemerintah melalui KemenkopUKM berupaya memastikan berjalannya roda ekonomi dan aktivitas usaha pelaku UMKM, dengan menghubungkan ke ekosistem digital serta beradaptasi dengan tren pasar dan inovasi proses bisnis.

“UMKM digital produktif merupakan kunci pemulihan ekonomi. Tercatat setidaknya sejak pandemi terjadi, penjualan di e-commerce naik 26 persen dan mencapai 3,1 juta transaksi per hari. Namun demikian angka awal 2020 pemerintah mendata baru 8 juta UMKM hadir dalam platform digital atau 13 persen dari total populasi UMKM,” jelasnya.

Sleman Miliki Rumah Kreatif untuk Kembangkan UMKM | Republika Online
Sumber : www.republika.co.id

Dirinya mengakui, berbagai upaya pemerintah menggenjot transformasi digital UMKM memang telah membuahkan hasil, yaitu melalui Gerakan Bangga Buatan Indonesia, dimana seluruh elemen pemerintah bersinergi menghadirkan pelaku UMKM dalam ekosistem digital. Menurutnya, saat ini ada 10.255.711 pelaku atau 16 persen telah memanfaatkan platform digital.

“Angka ini telah melampaui target yang ditetapkan pak Presiden Joko Widodo yaitu penambahan 2 juta pelaku usaha di 2020,” ujarnya.

Bahkan kini ada banyak perusahaan rintisan/startup teknologi digital, yang secara jeli memetakan point point alias permasalahan dan kendala yang dialami UMKM dan mensolusikannya dengan sederhana melalui pemanfaatan teknologi digital.

“Aplikasi-aplikasi buatan putra-putri Indonesia ini secara cerdas mensolusikan tantangan seperti aspek pembukuan/ledger, mengkonsolidasikan pesanan bahan baku, memantau ketersediaan stok bahan hingga barang jadi siap jual secara real-time, mempertemukan permintaan dan penawaran hingga mendekatkan akses pembiayaan,” ujarnya.

 

Editor : Muhammad Riva Ibnu Safwan

Author

Enable Notifications OK No thanks