Indonetwork, Panduan – Kesuksesan datang kepada siapa saja yang mau berusaha. Di butuhkan kerja keras, sikap pantang menyerah, kesabaran dan pengorbanan untuk mendapatkannya.

Tak peduli usia, latar belakang pendidikan dan status sosial. Dengan menerapkan resep-resep kesuksesan tertentu, di usia belia seseorang dapat meraup kesuksesan. Padahal sebagian besar percaya bahwa mustahil seseorang bisa sukses dengan usia semuda itu.

Namun, kisah beberapa pengusaha di Indonesia membuktikan bahwa kesuksesan pun bisa Anda raih pada usia muda. Mereka berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, profesi, dan kondisi ekonomi.

Semuanya memulai dari nol dengan berbagai rintangan. Keberhasilan tentu tidak datang secara instan. Jatuh bangun dalam membangun bisnis sudah mereka rasakan. Kegagalan demi kegagalan sudah pun tak pelak di alami.

Peluang Usaha Makanan yang Menghasilkan Untung banyak

Baca juga: Peluang usaha makanan, kelebihan dan cara menjalankannya

Namun mereka tak pernah menyerah, kegagalan selalu menjadi pelajaran. Sehingga, kesalahan serupa tidak pernah terulang kembali.

1. Belajar dari “pedasnya” bisnis Waroeng SS

Yoyok Hery Wahyono adalah tokoh di balik kesukesan gerai makanan “Waroeng Spesial Sambal (Waroeng SS)”. Ia memulai bisnisnya ketika masih menjadi mahaiswa.

Sebagai seorang perantau, ia terpaksa berusaha mememuhi kebutuhannya sendiri. Ide mendirikan waroeng SS terinspirasi dari kegemarannya akan makanan pedas. Bak gayung bersambut, beliau melihat peluang terbuka lebar.

Saat itu di Yogyakarta, tempatnya menimba ilmu tidak ada satupun warung yang menyajikan masakah pedas. Kebanyakan, masakan di Yogyakarta memiliki citarasa manis. Kehadiran menu sambal adalah sebuah wujud kreativitas dan inovasi.

waroeng ss
Sumber: Rancupid.blogspot.co.id

Perjalanan Yoyok dalam menjalankan bisnis tidaklah mulus. Meskipun pada bulan pertama waroeng SS di buka sudah mendapat banyak pelanggan, ternyata manajemen keuangannya belum baik. Yoyok hanya berfokus pada bagaimana mencari uang, dan berusaha agar pelanggan tetap membeli di warungnya.

Ia mendapat omzet rata-rata 1.5 Juta per hari. Saat itu, jumlah tersebut sudah sangat memuaskan Yoyok. Menurutnya, jumlah tersebut sudah lebih dari cukup untuk sebuah warung baru.

Yoyok baru menyadari pentingnya manajemen ketika penghasilan di warungnya terasa tidak maksimal. Padahal setiap hari, selalu ramai pengunjung. Setelah melakukan analisa bisnis, Yoyok berusaha memperbaiki pengelolaan.

pengusaha muda sukses di indonesia - waroeng ss
Sumber: Infokuliner-enak.blogspot.co.id

Dengan demikian, ia bisa mengembangkan bisnisnya. Akhir kata, ia berhasil mendirikan cabang di berbagai kota di Indonesia. Kesuksesan Yoyok merupakan hasil kerja keras, tekad, dan sikap pantang menyerah. Tak pelak di usia yang belum mencapai 40 tahun, beliau sudah bisa membawa Waroeng SS ke puncak kejayaan.

Menjadi pengusaha muda sukses di Indonesia merupakan kebanggaan tersendiri. Karena di tengah sulitnya mencari lapangan pekerjaan, Yoyok justru menciptakan lapangan kerja bagi para karyawannya.

Terlebih lagi, dapat memberikan kebahagiaan bagi pelanggannya berupa pelayanan dan citarasa masakan enak.

2. Semangat “membakar” ala Mas Mono

Pramono berhasil mendirikan Gerai Ayam Bakar Mas Mono. Pria asal dari Madiun ini merantau ke Jakarta setelah menamatkan SMA. Pertama kali ia bekerja sebagai office boy. Pekerjaan tersebut ternyata sangat membanggakan. Keluarga selalu mengatakan kepada tetangga bahwa Mono bekerja di kantor yang bagus dan ruangan ber-AC.

Tak lama setelah itu cobaan menghampirinya, sang ayah jatuh sakit. Ia tidak bisa membantu biaya pengobatan karena tidak punya cukup uang. Penghasilannya sebagai OB sudah pasti sangat pas-pasan.

ayam bakar mas mono
Sumber: Samosauruschronicles.blogspot.co.id

Beliau akhirnya berpikir keras agar segera mendapatkan penghasilan lebih banyak. Ia pun memutuskan keluar dari pekerjaannya dan menjadi penjual gorengan.

Namun mau di katakan apa lagi, nasib belum berpihak kepadanya. Keuntungan yang di dapat sangat kecil. Akan tetapi ia tidak menyerah, Mas Mono beralih profesi menjadi penjual ayam bakar.

Modal awal berbisnis ayam bakar tidak banyak, cuma sekitar 500 ribu. Ketika pertama kali berjualan, gerobak ayamnya ambruk karena tidak mampu menopang beban.

Hal tersebut bukan berarti mematahkan semangatnya, justru malah berapi-api. Ia bangkit dan membersihkan ayamnya satu persatu dan tetap berjualan. Lama-kelamaan, bisnis ayam bakar semakin ramai. Banyak pesanan katering sampai ribuan kotak.

Hingga kini, Mas Mono sudah mewaralabakan usahanya. Omset pun sudah mencapai miliaran.

pengusaha muda sukses di indonesia - ayam bakar mas mono
Sumber: Jalansambiljajan.blogspot.co.id

Kekuatan tekad, kerja keras dan pantang menyerah yang di tunjukkan oleh Mas Mono telah membuktikan bahwa di usia muda ia bisa sesukses sekarang. Semangat yang tak pernah padam telah “membakar” bisnisnya  menuju kesuksesan.

Keberanian untuk beralih profesi dari tukang ojek hingga pebisnis merupakan sesuatu yang patut kita contoh. Pengusaha Muda Sukses di Indonesia selalu memiliki keberanian dalam mengambil langkah.

Baca juga: 9 cara mendapatkan uang dari internet dan kreativitas

Berani mengambil risiko demi tujuan dan impian mereka. Tanpa keberanian, mustahil menggapai sukses dalam berbisnis.

3. Uniknya kreativitas Dea Valencia

Dari Dea Valencia, Owner “Batik Kultur”: Pelajari 3 Hal Ini untuk Menjadi  Generasi Muda Jempolan | ributrukun.net
Sumber : www.ributrukun.net

Kecintaan Dea Valencia pada batik membuatnya terinspirasi untuk berbisnis fashion berbasis kain batik. Ia adalah seorang sarjana lulusan Universitas Multimedia Nusantara tahun 2009. Di usia yang masih belia, bisnis batiknya sudah mencapai omzet 300 juta rupiah per bulan.

Ia memulainya benar-benar dari bawah. Dea memang hobi mengoleksi baju-baju batik antik klasik. Motif unik dan pasaran menjadi daya tarik tersendiri menurutnya.

infografik karakter sukses

Baca juga: Mengenal karakter dari pribadi yang sukses

Awalnya, Dea sering kesulitan ketika membeli batik di toko-toko. Ia mengaku jarang sekali menemukan batik yang cocok dengan selera. Menurut beliau, batik di pasaran terlalu biasa. Merasa tidak puas dengan motif-motif umum tersebut, sehingga timbul sebuah inisiatif untuk membuat desain sendiri.

Kreativitas Dea ternyata cukup tinggi, ia mengumpulkan batik bekas di lemarinya, kemudian memodifikasi kain tersebut menjadi model baru. Tak di sangka, baju batik rancangannya di sukai oleh banyak kerabat.

Akhirnya ia mulai mencoba memasarkan produk lewat komunitas. Masih dari mulut ke mulut, namun kini sudah di pasarkan melalui berbagai kanal media sosial.

Beliau juga sudah membuka toko online sendiri, serta merintis bisnis fashion batik hanya dari 20 potong baju saja. Namun, saat ini sudah mencapai 1000 potong baju per bulannya.

Dalam menjalankan bisnis, perjalanan pun tidak selalu mulus. Ia tersandung masalah hak cipta justru saat berada di puncak kesuksesan. Brand “Batik Kultur” yang di usung ternyata sudah di gunakan oleh pebisnis lain.

Tuntutan hukum dari pihak penggugat sempat membuatnya tidak bisa berkonsentrasi pada bisnis sehingga produktifitas batiknya menurun. Namun, dengan tekat dan kesabaran, Dea bisa menyelesaikan masalah tersebut.

Kesimpulan yang bisa kita ambil

Sukses di usia muda seperti Yoyok, Mas Mono, dan Dea menjadi impian bagi kebanyakan anak muda lain. Tak jarang yang ingin mengikuti jejaknya. Namun, kebanyakan dari mereka hanya melihat kesuksesannya saja dan mengabaikan berbagai kesulitan.

Mereka hanya ingin merasakan manisnya kesuksesan tapi enggan merasakan pahitnya kegagalan. Kekayaan materi dan finansial selalu menjadi faktor penarik banyak orang untuk menjadi pengusaha. Namun, malah sedikit yang ingin menanggung kesulitan dan kerumitan dalam membangun usaha.

Padahal, hal seperti itu adalah sebuah keniscayaan dalam berbisnis.  Mustahil ada pengusaha langsung sukses tanpa melalui proses panjang.

Seorang pengusaha muda sukses di Indonesia selalu di tuntut untuk memiliki kreativitas tinggi, ide inovatif, hingga ketangguhan dalam menghadapi semua tantangan. Sikap pantang menyerah dan tak putus asa mutlak harus Anda miliki.

 

Editor : Muhammad Riva Ibnu Safwan

Author

Enable Notifications OK No thanks