Indonetwork, Peralatan Industri – Coupling atau Clutch adalah sebuah komponen mekanis yang digunakan untuk menghubungkan dua poros atau bagian mesin, sehingga dapat mentransmisikan daya dari satu poros ke poros lainnya.
Fungsi coupling adalah untuk menyatukan dua poros agar dapat berputar bersama-sama tanpa celah atau pergeseran yang signifikan. Coupling digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk dalam mesin industri, sistem penggerak, dan peralatan mekanis lainnya.
Clutch memainkan peran penting dalam memastikan transfer daya yang efisien dan stabil antara komponen mesin yang terhubung. Coupling juga memiliki beberapa macam dan cara kerjanya. Berikut ini ulasan selengkapnya.
Macam-macam Coupling
Ada beberapa jenis coupling industri yang biasa digunakan dalam mesin. Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Coupling Rigid

Rigid coupling, atau kopling kaku, adalah jenis kopling mekanis yang dirancang untuk menghubungkan dua poros secara langsung tanpa adanya kemampuan perpindahan relatif di antara keduanya.
Karakteristik utama dari rigid coupling adalah kekakuan atau kekakuan strukturalnya. Ini berarti ketika dua poros dihubungkan menggunakan kopling kaku, mereka menjadi satu kesatuan yang tidak dapat bergerak atau berputar secara independen.
Kopling kaku biasanya terbuat dari bahan yang kuat dan padat, seperti baja atau besi cor, dan sering kali memiliki desain yang sederhana tanpa bagian yang fleksibel.
Rigid coupling sering digunakan dalam aplikasi di mana presisi, kestabilan, dan transfer torsi yang langsung dibutuhkan. Jenis koupling ini dapat digunakan untuk menghubungkan dua poros yang sejajar dalam mesin dan peralatan industri, seperti motor listrik dan pompa, mesin penggerak, gearbox, dan peralatan lainnya yang membutuhkan transmisi daya yang efisien dan stabil.
2. Reducer Coupling

Reducer coupling, atau kopling reduksi, adalah jenis kopling yang digunakan untuk menghubungkan dua poros dengan diameter yang berbeda. Fungsinya adalah untuk mentransfer torsi atau putaran dari satu poros ke poros lainnya dengan diameter yang lebih besar atau lebih kecil.
Reducer coupling umumnya memiliki dua bagian yang berbeda ukuran di setiap ujungnya, sehingga memungkinkan penghubungan antara poros dengan diameter yang berbeda. Bagian yang lebih kecil dari kopling biasanya dipasangkan dengan poros yang memiliki diameter yang lebih kecil, sedangkan bagian yang lebih besar dipasangkan dengan poros yang memiliki diameter yang lebih besar.
Kopling reduksi sering digunakan dalam aplikasi di mana diperlukan adaptasi antara poros dengan diameter yang berbeda. Misalnya dalam sistem penggerak mesin di mana motor memiliki poros dengan diameter yang berbeda dari poros pada peralatan yang digerakkan.
Pemilihan kopling reduksi harus mempertimbangkan kebutuhan spesifik aplikasi, termasuk ukuran poros, torsi yang akan ditransmisikan, dan lingkungan operasional. Hal ini penting untuk memastikan kopling dapat mengatasi beban yang diberikan dan beroperasi dengan efisien serta andal.
Baca Juga: Rubber Coupling: Pengertian, Material dan Fungsinya
3. Half Coupling
Half coupling adalah jenis kopling yang hanya terdiri dari setengah bagian dari sebuah kopling lengkap. Biasanya, half coupling digunakan untuk menghubungkan bagian dari pipa yang memerlukan koneksi tetap dengan bagian yang dapat dilepas. Misalnya katup, pompa, atau peralatan lainnya.
Karena half coupling hanya terdiri dari setengah bagian dari kopling lengkap, mereka biasanya memiliki desain yang datar di satu ujungnya, sementara ujung lainnya memiliki benang atau lubang untuk dipasangkan dengan komponen lain. Desain ini memungkinkan half coupling untuk dipasang secara permanen ke satu bagian peralatan. Sementara bagian lainnya tetap dapat dilepas untuk pemeliharaan atau penggantian yang diperlukan.
Half coupling biasanya terbuat dari bahan yang kokoh dan tahan lama, seperti baja karbon atau stainless steel, untuk menangani tekanan dan beban mekanis yang diberikan. Alat ini sering digunakan dalam aplikasi pipa dan peralatan industri di mana koneksi yang kuat dan tahan lama diperlukan.
Fungsi Coupling untuk Mesin
Beberapa fungsi utama coupling untuk mesin meliputi:
1. Transmisi Daya
Coupling memungkinkan transfer torsi atau putaran dari satu poros mesin ke poros lainnya tanpa kehilangan energi atau terjadinya slip. Ini memungkinkan berbagai bagian mesin, seperti motor, gearbox, atau pompa, untuk bekerja bersama-sama dan menjalankan fungsi mereka dengan efisien.
2. Menyerap Getaran dan Goncangan
Coupling dapat membantu menyerap getaran dan goncangan yang timbul selama operasi mesin. Ini membantu melindungi komponen mesin dari kerusakan yang disebabkan oleh vibrasi yang berlebihan dan memperpanjang umur pakai mesin secara keseluruhan.
3. Kompensasi Perpindahan
Dalam beberapa kasus, coupling dapat memberikan sedikit fleksibilitas atau kompensasi terhadap perpindahan atau ketidakselarasan antara dua poros yang dihubungkan. Ini membantu mengurangi tegangan atau keausan pada komponen mesin yang terhubung dan menjaga kinerja sistem.
Baca Juga: Jenis-jenis Gearbox dan Fungsinya untuk Industri
Demikian macam-macam kenis coupling yang tersedia di pasaran. Pada dasarnya, coupling digunakan untuk transfer torsi atau putaran, menyerap getaran dan goncangan, juga memberikan sedikit fleksibilitas atau kompensasi terhadap perpindahan.
Indonetwork.co.id merupakan pioner marketplace B2B yang berdiri sejak 2001. Memiliki lebih dari 8.000 kategori barang dan ada lebih dari 1 juta pelaku bisnis yang menjadi penjual di Indonetwork.co.id.
Indonetwork tidak hanya membantu menghubungkan para pelaku bisnis, sebagai penyedia produk, dengan pelanggan, melainkan juga turut membuatkan website yang otomatis menjadi toko online sendiri milik pelaku bisnis.
Daftarkan bisnis Anda sekarang sebagai Member Indonetwork, dapatkan lebih banyak customer dan penjualan.