Indonetwork, Bahan Bangunan – Seperti yang kita tahu, laboratorium merupakan tempat untuk melakukan berbagai uji coba dan penelitian biologis maupun kimiawi. Segala kegiatan di laboratorium berlangsung secara ketat dibawah prosedur keamanan yang berlaku.

Tanpa prosedur dan penanganan yang tepat, agen biologis berbahaya dan patogen dapat mengkontaminasi lingkungan kerja, bahkan mencelakai peneliti atau pekerja laboratorium. Maka untuk mencegah hal tersebut, biosafety diperlukan sebagai prosedur yang dapat melindungi peneliti atau pekerja laboratorium lain saat bekerja.

Tapi, apa yang dimaksud dengan biosafety? Untuk mendapatkan jawabannya, Indonetwork sudah merangkum pengertian biosafety hingga hal-hal penting yang harus diperhatikan ketika membangun laboratorium BSL. Berikut penjelasannya.

Apa Itu Biosafety?

Menurut World Health Organization (WHO), biosafety atau keselamatan biologi adalah praktik kerja aman yang berkaitan bahan biologis, terkhusus agen infeksius atau yang dapat menginfeksi. Praktik keamanan yang dimaksud misalnya dengan memperhatikan lokasi pendirian, pembatasan akses, penanganan pada jenis peralatan laboratorium tertentu, dsb.

Setiap laboratorium yang menjalankan kegiatan penelitian dan uji coba biologis wajib memiliki dan menerapkan biosafety. Hal ini lantaran biosafety menjadi sebuah prinsip utama yang harus dipatuhi dalam penggunaan teknologi, kontaminan, dan praktik kerja di laboratorium. Adapun menurut GeneCraft Labs, poin utama dalam biosafety yang harus dijalankan yaitu penilaian risiko dengan memprioritaskan perlindungan pada individu, komunitas, dan lingkungan.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, penelitian ilmiah, penelitian penyakit, pengembangan produk, epidemiologi, hingga analisis anatomi dan sel makhluk hidup berlangsung di bawah keamanan khusus di laboratorium. Masing-masing objek diteliti tersebut memiliki karakteristik dan tingkat risiko yang berbeda.

Oleh karena itu, WHO membuat klasifikasi kelompok organisme infektif berdasarkan kelompok risiko. Di mana, klasifikasi tersebut kemudian menjadi pedoman untuk menentukan level biosafety yang diterapkan pada laboratorium.

Baca Juga: Syarat Bisnis Laboratorium PCR

4 Level Laboratorium BSL

level laboratorium bsl
Sumber: Pexels/Artem Podrez

Level biosafety sangat berpengaruh pada banyak aspek, salah satunya yaitu dalam menentukan bagaimana laboratorium harus dirancang. Berdasarkan tingkat risikonya, berikut 4 level laboratorium BSL yang perlu Anda tahu.

1. Laboratorium BSL Level 1

Laboratorium ini digunakan untuk menguji mikroorganisme yang menyebabkan penyakit, namun tidak terlalu berbahaya pada manusia dewasa yang sehat. Mikroorganisme yang dimaksud antara lain, virus cacar air, bacillus subtilis, hepatitis, dan E. Coli. Fasilitas dan desain konstruksi laboratorium BSL level 1 contohnya seperti pada sekolah dan universitas.

2. Laboratorium BSL Level 2

Sementara itu, laboratorium BSL level 2 diperuntukkan meneliti mikroorganisme penyebab penyakit yang fatal pada manusia, namun masih bisa dilakukan pencegahan dan pengobatan. Misalnya mikroorganisme yang diuji yaitu Hepatitis B, Hepatitis C, Flu, virus West Nyle dan Salmonella.

Fasilitas dan desain konstruksi laboratorium BSL level 2 pun ditingkatkan dari level 1. Tujuannya untuk pencegahan kecelakaan kerja karena benda tajam.

3. Laboratorium BSL Level 3

Selanjutnya laboratorium BSL level 3 yang menjadi tempat penelitian mikroorganisme penyebab penyakit serius dan mematikan pada manusia. Pencegahan penyakit yang disebabkannya sulit dan pengobatannya pun belum ada, sehingga risiko tinggi bagi manusia.

Mikroorganisme yang dimaksud, seperti HIV, Coccodiodes immitis, Brucella sp., Coxiella burnetii, Mycobacterium tuberculosis, Hanta virus, dan Monkey pox.

Mempertimbangkan hal tersebut, pembangunan laboratorium BSL level 3 pun biasanya jauh dari pemukiman masyarakat. Fasilitas dan peralatannya canggih, dengan tingkat sterilisasi dan keamanan sangat tinggi. Sebab ada risiko penyebaran lewat udara.

4. Laboratorium BSL Level 4

Pada level 4 ini, laboratorium BSL khusus diperuntukkan untuk menguji mikroorganisme penyebab penyakit ektrem dan mematikan, dengan tingkat risiko pada individu, komunitas, dan lingkungan yang tinggi.

Mikroorganisme yang diteliti pada level 4, di antaranya Herpes virus simiae, Ebola virus, Lassa virus, Machupo virus, Marburg virus, Hemorrhagic fever virus.

Pada laboratorium BSL level 4 ini, desain konstruksinya dibuat sedemikian rupa tertutup dan sangat ketat, terisolasi dari pemukiman, dan memiliki manajemen pembuangan limbah khusus. Akses masuk sangat dibatasi, khusus untuk peneliti terverifikasi yang telah mengantongi izin akses.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Jasa Kontraktor Beton

Hal Penting dalam Konstruksi Laboratorium BSL

Dari penjelasan poin sebelumnya, kita bisa menyimpulkan bahwa desain konstruksi pada laboratorium BSL bisa berbeda-beda di setiap level. Namun, secara umum ada 4 hal penting berikut yang harus diperhatikan ketika membangun laboratorium BSL.

1. Persyaratan dan Perizinan Biosafety

Pertama, pastikan Anda sudah paham apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendirikan laboratorium BSL sesuai masing-masing level. Mulai dari perlengkapan, alat, tim laboratorium, tujuan pendirian, lokasi, dsb.

Setelah semua terpenuhi, selanjutnya Anda harus mengajukan izin pendirian laboratorium kepada dinas kesehatan. Pengajuan izin pendirian laboratorium penting untuk tetap menjaga keamanan dan mematuhi regulasi yang berlaku.

2. Anggaran

Mendirikan laboratorium membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Anda perlu membuat budget mapping untuk biaya peralatan dan perlengkapan laboratorium, tukang atau kontraktor laboratorium BSL, material bangunan, dsb.

Biaya yang dibutuhkan di luar FF&E (Furniture, Fixtures, and Equipment) dan tukang, sekitar Rp150 juta. Untuk perencanaan anggaran yang lebih baik, tidak ada salahnya mendiskusikannya dengan kontraktor laboratorium BSL berpengalaman dan terpercaya.

3. Perhatikan Lokasi Pendirian

Tujuan penelitian dan kelompok objek yang akan diteliti sangat memengaruhi pembangunan laboratorium BSL secara keseluruhan. Termasuk berpengaruh pada titik lokasi pendirian dan di mana lokasi tempat pembuangan limbahnya. Pastikan Anda mempertimbangkan individu, komunitas, dan lingkungan ketika merumuskan poin ini, ya.

BSL atau biosafety atau keselamatan biologi adalah praktik kerja aman yang berkaitan bahan biologis, terkhusus agen infeksius atau yang dapat menginfeksi. Pendirian laboratorium BSL tidak bisa dilakukan sembarangan, sebab harus memerhatikan hal-hal penting, seperti persyaratan BSL, anggaran, dan lokasi.

Anda bisa menghubungi CV Zulindo Jaya Mandiri untuk konsultasi dan kerja sama pembangunan laboratorium BSL. CV Zulindo Jaya Mandiri adalah perusahaan kontraktor laboratorium BSL berpengalaman sejak tahun 2013 yang berfokus pada General Supplier, Medical, Mechanical Electrical, Sistem Tata Udara (HVAC), Maintenance dan Pembangunan Gedung Rumah Sakit.


Indonetwork.co.id merupakan pioner marketplace B2B yang berdiri sejak 2001. Memiliki lebih dari 8.000 kategori barang dan ada lebih dari 1 juta pelaku bisnis yang menjadi penjual di Indonetwork.co.id.

Indonetwork tidak hanya membantu menghubungkan para pelaku bisnis, sebagai penyedia produk, dengan pelanggan, melainkan juga turut membuatkan website yang otomatis menjadi toko online sendiri milik pelaku bisnis.

Daftarkan bisnis Anda sekarang sebagai Member Indonetwork, dapatkan lebih banyak customer dan penjualan.

Enable Notifications OK No thanks